Berita

Saling Serang dalam Pilkada Konawe: Menghancurkan Demokrasi atau Bagian dari Strategi Politik?

340
×

Saling Serang dalam Pilkada Konawe: Menghancurkan Demokrasi atau Bagian dari Strategi Politik?

Sebarkan artikel ini

Oleh : Muhammad Ilham (Direktur Esekutif IPMS dan Eks Ketua Senat Mahasiswa Febi IAIN Kendari)

Opini : Pilkada Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, menunjukkan ketatnya persaingan antar calon kepala daerah.

Persaingan ini tidak hanya berfokus pada gagasan dan program, tetapi juga diwarnai oleh serangan negatif yang meluas di media sosial.

Kampanye negatif ini menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan, termasuk pemuda dan mahasiswa.

Muhammad Ilham Darsono, Direktur Eksekutif Ikatan Pemuda Mahasiswa Kecamatan Soropia (IPMS), menilai bahwa taktik ini merusak esensi demokrasi.

Pilkada seharusnya menjadi sarana untuk memilih pemimpin berdasarkan visi dan misi, bukan melalui fitnah atau berita buruk.

Di Indonesia, kampanye negatif sering dianggap sebagai strategi efektif untuk mengurangi elektabilitas lawan.

Namun, dampaknya terhadap kualitas demokrasi cukup signifikan. Kampanye negatif sering mengalihkan perhatian dari isu-isu substantif ke perdebatan tentang keburukan lawan, sehingga diskusi publik tentang masa depan Konawe terdegradasi menjadi ajang saling hujat.

Lebih jauh, kampanye negatif dapat memicu polarisasi yang mendalam, baik di tingkat elit politik maupun masyarakat umum.

Muhammad Ilham Darsono mengingatkan bahwa polarisasi ini bisa memicu konflik sosial yang berkelanjutan, bahkan setelah Pilkada berakhir.

Kohesi sosial yang telah terbentuk bisa rusak, menggantikan solidaritas dengan permusuhan berdasarkan sentimen politik yang tidak sehat.

Pemuda dan mahasiswa memiliki peran penting dalam menyeimbangkan dinamika politik.

Mereka harus menjadi agen perubahan yang mendorong politik bersih dan beretika, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih berdasarkan program dan visi, bukan hoaks atau fitnah.

Mereka juga harus aktif menolak kampanye negatif dan mendorong diskusi yang sehat dan konstruktif.

Masih ada harapan untuk perbaikan jika masyarakat Konawe memilih pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan positif.

Berita Terkait :   PAN Konawe Roadshow ke Dapil IV

Pilkada harus dilaksanakan dengan jujur, adil, dan beretika.

Pada akhirnya, kualitas demokrasi ditentukan oleh proses dan hasil Pilkada. Masyarakat, khususnya pemuda dan mahasiswa, harus tetap kritis dan menolak kampanye negatif yang dapat merusak tatanan sosial dan demokrasi.

Ada banyak calon yang berpotensi membawa Konawe ke arah yang lebih baik, seperti Rusdianto dan Fachry Pahlevi Konggoasa (RD-FPK), Harmin Ramba dan Dessy Indah Rachmat (HADIR), serta Yusran Akbar dan Syamsul Ibrahim (YA-SYAM). Pilihan ada di tangan masyarakat.

Siapa pun yang terpilih sebagai Bupati Konawe harus mampu membawa perubahan nyata dalam pembangunan ekonomi dan sosial.

Pilkada seharusnya menjadi momen untuk membangun, bukan meruntuhkan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *