
Mediasi.online | Sejumlah pemuda di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe memblokir jalan umum lintas Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan yang menjadi jalan hoaling PT Wika
Pemblokiran itu, PT Wika dinilai sebagai penyumbang terbesar polusi udara di Kecamatan Puriala yang berakibat terhadap kesehatan masyarakat
PT Wika adalah salah satu pemenang tender proyek pembangunan Proyek Strategi Nasiaonal (PSN) Bendungan Ameroro yang terletak di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe
Untuk menjalankan pembangunan, pihak PT Wika mengambil material batu gunung di Kecamatan Puriala yang jarak dari PSN ke tempat material kurang 5 kilo meter dengan melewati 3 kecamatan yakni, Kecamatan Uepai, Lambuya dan Puriala
Dalam perjalanannya PT Wika berkomitmen dengan masyarakat akan pemperhatikan jalan yang dilalui dengan melakukan penyiraman jalan, namun masyarakat setempat penilai komitmen PT Wika terhadap masyarakt tidak terlaksana dengan baik.
Dari dasar itulah sejumlah masyarakat kembali melakukan pemblokiran jalan penghubung tersebut, Armada PT Wika dinilai menjadi menyumbang udara terbesar di beberapa kecamatan tersebut, sebab dalam aktivitasnya PT Wika menggunakan mobil 10 roda untuk mengangkut batu gunung.
Menurut Hardiansyah pasca aksi pemboikotan jalan yang dilalui PT.WIKA oleh beberapa pemuda di kecamatan Puriala telah melahirkan beberapa kesepakatan, diantaranya adalah meminimalisir dampak udara yang tidak sehat yang di sebapkan aktivitas hauling oleh PT. Wika
“salah satu poin kesepakatan kita adalah, agar pihak PT.WIKA untuk memfasilitasi Alat Pelindung Diri (APD) / masker kepada masyarakat yang terdampak pada wilayah operasional PT.WIKA khususnya di Kecamatan Puriala” kata Hardiansyah
Melalui Hardiansyah masyarakat puriala juga menyampaikan bahwa PT.WIKA tidak boleh tebang pilih dalam menerima tanggapan serta kritikan oleh masyarakat sekitar
“Personel yang dipercayakan oleh pihak WIKA ini harus aktif memantau serta responsive atas segala persoalan social yang timbul ditengah-tengah masyarakat, serta senantiasa berkomitmen dalam memutuskan persoalan yang terjadi” kata Hardiansya
Hardiansyah menghimbau kepada seluruh masyarakat kecamatan puriala agar aktif melaporkan bila mana terdapat armada PT.WIKA yang melintas secara ugal-ugalan yang bisa menimbulkan keresahan serta ketertiban berlalu lintas dimasyarakat sekitar
“Tentunya, saat ini kami juga masih menunggu realisasi dari pada poin-poin kesepakatan, jika dalam waktu 2 hari kedepan (terhitung dari minggu 19 september 2023) lantas tidak ada kejelasan mengenai kesepakatan tadi, maka kami pastikan akan kembali memboikot jalan hauling PT.WIKA,” tegas Hardiansya.
Editor : Muhammad Randa